Minggu, 10 April 2011

filosofi pensil

Setiap orang membuat kesalahan. Itulah sebabnya, pada setiap pensil ada penghapusnya" (pepatah Jepang).

Dikisahkan, sebuah pensil akan segera dibungkus dan dijual ke pasar.
Oleh pembuatnya, pensil tersebut dinasehati mengenai tugas yang
diembannya. Maka, beberapa wejangan pun diberikan kepada sang pensil.
Inilah yang dikatakan oleh si pembuat pensil kepada pensilnya.

filosofi batu

 

Mengapa Tak Ada Yang Ingin Belajar Dariku: Filosofi Batu


Batu
Batu, benda padat yang terbentuk dari berbagai komposisi mineral pun memiliki makna. Batu tercipta melalui proses yang panjang. Terseleksi dari butir-butir pasir yang baik, diproses oleh alam dengan cermat, hingga menjadi padat.
Dari prosesnya, batu mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang kuat dan ikhlas meski mengalami berbagai ujian dan cobaan. Kita selalu terikat oleh proses dalam sebuah pencapaian. Karena proses merupakan syarat perubahan.
Selain itu, segala hal yang butuh pencapaian harus dilakukan dengan pengorbanan. Pengorbanan yang diiringi dengan ketawakalan. Berusaha keras mencari rezeki Tuhan. Terus aktif bergerak untuk memberi manfaat dan kebaikan.

Macam-macam bentuk batu, mengajarkan kita untuk menerima segala perbedaan yang diberikan Tuhan dengan penuh rasa syukur. Kekurangindahan dalam wujud fisik bukan penghalang untuk jadi manusia yang rela berkorban. Kekurangan adalah bentuk kekuatan dahsyat yang kasat mata.
Tetapkan komitmen dan jati diri dengan keikhlasan sejati. Arungi samudera kehidupan menuju kesuksesan yang hakiki.

filosofi air

Air bersifat mengalah, namun selalu tidak pernah
kalah...

Air mematikan api dan membersihkan kotoran...

Kalau merasa sekiranya akan dikalahkan, air
meloloskan diri dalam bentuk uap dan kembali
mengembun...


Air merapuhkan besi sehingga hancur menjadi
abu...

Bilamana bertemu batu arang, dia akan berbelok
untuk kemudian meneruskan perjalanannya
kembali...

filosofi bambu

Alkisah, ada seorang pemuda yang bertekad menjadi seorang pendekar sakti. Ia mengembara untuk mencari seorang guru terbaik yang bisa mengajarinya ilmu bela diri. Setelah ketemu, ia berusaha keras agar guru sakti itu mau menerimanya menjadi muridnya. Namun, ada satu syarat yang diminta guru itu, yakni harus mengikuti pelajaran apa pun yang diberikan guru itu. Pemuda itu menyanggupi.


Guru itu menyuruh si pemuda untuk menimba air, mencuci baju, dan memanjat pohon untuk mencari sarang burung dan telurnya. Itu harus dilakukan setiap hari tanpa absen satu pun. Lama kelamaan, selama dua tahun, pemuda itu mulai gelisah.